hey hey adakah yang sudah mennton the green hornet??
akuuu UDAH (mau sombong critanya)haha
nii film rameeee banget,
ada aksi, ada humor, dan, macam2.
yg pastinya unsur2 yg aneh tu ga adaaa d snii,,:))
ini cerita bikinan hollywood.
cerita singkatnya :
Britt Reid (Seth Rogen) mungkin tak mengira bakal mewarisi sebuah
tanggung jawab yang sangat berat dari mendiang ayahnya. Saat ayahnya
meninggal, Britt menjadi pewaris perusahaan milik ayahnya yang bergerak
di bidang pemberitaan. Sayangnya takdir mengatakan lain. Britt
ditakdirkan menjadi seorang pembela kebenaran bernama Green Hornet.
Petualangan
Britt berawal ketika ia berkenalan dengan Kato (Jay Chou), salah
seorang karyawan mendiang ayahnya yang punya minat unik. Kato punya hobi
membuat senjata ampuh yang nantinya bakal menjadi senjata duo Green
Hornet dan Kato. Dengan berbekal senjata-senjata ini Green Hornet dan
Kato memerangi ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.
Dalam
waktu singkat, dua pembasmi kejahatan ini jadi pembicaraan di
mana-mana. Para penjahat gentar mendengar nama mereka sementara pihak
kepolisian merasa 'terganggu' dengan munculnya dua orang bertopeng yang
seolah mempermalukan mereka sebagai penegak hukum. Tugas membasmi
kejahatan ini juga yang mempertemukan Green Hornet dan Kato dengan
Benjamin Chudnofsky (Christoph Waltz), raja dunia kejahatan yang
ternyata sedang merancang skenario untuk menghabisi duo ini selamanya.
Sabtu, 12 Februari 2011
Jumat, 28 Januari 2011
Material Organik Alamiah Terlarut Memainkan Peranan Penting dalam Siklus Merkuri di Lingkungan Akuatik
Alam memiliki suatu hubungan
reaksi yang sulit dijelaskan dengan merkuri atau raksa. Tetapi para
peneliti dari Department of Energy’s Oak Ridge National Laboratory telah
berhasil membuat suatu penemuan yang dapat menjelaskan hubungan yang
aneh ini.
Ketika para ilmuwan telah mengetahui bahwa beberapa mikroba di lingkungan perairan dapat menghasilkan metilmerkuri, suatu bentuk senyawa organomerkuri yang lebih beracun dibanding merkuri itu sendiri yang terakumulasi dalam tubuh ikan, mereka juga mengetahui bahwa alam dan beberapa spesies bakteri lainnya dapat mengubah metilmerkuri ke dalam bentuk yang kurang toksik. Hal yang kurang mereka pahami sepenuhnya adalah bahwa mekanisme transformasi ini terjadi pada keadaan lingkungan yang anoksik atau kurang oksigen.
“Hingga saat ini, reaksi antara merkuri murni dengan material organik terlarut telah dipelajari dalam kondisi lingkungan anoksik,” kata Baohua Gu dari Environmental Sciences Division Department of Energy’s Oak Ridge National Laboratory.
Pada sebuah jurnal yang dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim riset yang dipimpin oleh Gu melaporkan bahwa senyawa yang dilepaskan oleh material organik akuatik telah mempengaruhi terjadinya siklus merkuri di lingkungan perairan tersebut. Konsentrasi yang rendah dari senyawa ini dapat mengurangi merkuri, tetapi seiring dengan bertambahnya konsentrasi senyawa tersebut reaksi yang terjadi semakin terhambat. Dari fakta ini didapat suatu kesimpulan bahwa senyawa yang dihasilkan dari reaksi tersebut bertindak sebagai inhibitor bagi reaksi selanjutnya. Para peneliti ini melakukan eksperimen mereka dengan menyesuaikan kondisi eksperimen dengan kondisi sesungguhnya di alam.
“Studi ini mendemonstrasikan bahwa pada sedimen dan lingkungan air yang anoksik, materi organik tidak hanya mampu untuk mengurangi merkuri, tetapi juga dapat mengikat merkuri,” kata Liyuan Liang, co-author jurnal ini. “Pengikatan ini juga menyebabkan merkuri kurang tersedia bagi mikroorganisme untuk membentuk metilmerkuri.”
Para penulis juga menginformasikan bahwa dalam jurnal ini ditawarkan suatu mekanisme yang dapat membantu menjelaskan interaksi antara material organik dengan merkuri di dalam lingkungan akuatik yang terlihat cukup kontradiktif.
Gu dan Liang berharap pengetahuan terbaru ini dapat memainkan peranan penting dalam membantu untuk memahami terjadinya siklus merkuri di lingkungan akuatik dan sedimen serta dapat membantu menginformasikan pengambilan kebijakan berkaitan dengan penanganan pencemaran merkuri di berbagai negara.
“Tujuan jangka panjang kami adalah untuk memahami mekanisme pengontrolan metilmerkuri di lingkungan,” kata Liang. “Pemahaman ini dapat menuntun kita kepada cara untuk mengurangi tingkat keracunan merkuri pada tubuh ikan karena ini merupakan permasalahan global yang cukup signifikan dampaknya.”
Merkuri tersebar di banyak tempat di dunia yang utamanya diakibatkan oleh pembakaran batubara, proses industri, dan kejadian alam seperti erupsi gunung berapi. Berbagai macam bentuk merkuri ditemukan dalam sedimen dan perairan.
Penelitian semacam ini diuntungkan oleh kecanggihan laboratorium geokimia dan mikrobiologi, pemodelan komputasional dan simulasi, sumber neutron berkelas dunia, serta sistem komputer yang berperforma tinggi yang dimiliki oleh Oak Ridge National Laboratory.
Ketika para ilmuwan telah mengetahui bahwa beberapa mikroba di lingkungan perairan dapat menghasilkan metilmerkuri, suatu bentuk senyawa organomerkuri yang lebih beracun dibanding merkuri itu sendiri yang terakumulasi dalam tubuh ikan, mereka juga mengetahui bahwa alam dan beberapa spesies bakteri lainnya dapat mengubah metilmerkuri ke dalam bentuk yang kurang toksik. Hal yang kurang mereka pahami sepenuhnya adalah bahwa mekanisme transformasi ini terjadi pada keadaan lingkungan yang anoksik atau kurang oksigen.
“Hingga saat ini, reaksi antara merkuri murni dengan material organik terlarut telah dipelajari dalam kondisi lingkungan anoksik,” kata Baohua Gu dari Environmental Sciences Division Department of Energy’s Oak Ridge National Laboratory.
Pada sebuah jurnal yang dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim riset yang dipimpin oleh Gu melaporkan bahwa senyawa yang dilepaskan oleh material organik akuatik telah mempengaruhi terjadinya siklus merkuri di lingkungan perairan tersebut. Konsentrasi yang rendah dari senyawa ini dapat mengurangi merkuri, tetapi seiring dengan bertambahnya konsentrasi senyawa tersebut reaksi yang terjadi semakin terhambat. Dari fakta ini didapat suatu kesimpulan bahwa senyawa yang dihasilkan dari reaksi tersebut bertindak sebagai inhibitor bagi reaksi selanjutnya. Para peneliti ini melakukan eksperimen mereka dengan menyesuaikan kondisi eksperimen dengan kondisi sesungguhnya di alam.
“Studi ini mendemonstrasikan bahwa pada sedimen dan lingkungan air yang anoksik, materi organik tidak hanya mampu untuk mengurangi merkuri, tetapi juga dapat mengikat merkuri,” kata Liyuan Liang, co-author jurnal ini. “Pengikatan ini juga menyebabkan merkuri kurang tersedia bagi mikroorganisme untuk membentuk metilmerkuri.”
Para penulis juga menginformasikan bahwa dalam jurnal ini ditawarkan suatu mekanisme yang dapat membantu menjelaskan interaksi antara material organik dengan merkuri di dalam lingkungan akuatik yang terlihat cukup kontradiktif.
Gu dan Liang berharap pengetahuan terbaru ini dapat memainkan peranan penting dalam membantu untuk memahami terjadinya siklus merkuri di lingkungan akuatik dan sedimen serta dapat membantu menginformasikan pengambilan kebijakan berkaitan dengan penanganan pencemaran merkuri di berbagai negara.
“Tujuan jangka panjang kami adalah untuk memahami mekanisme pengontrolan metilmerkuri di lingkungan,” kata Liang. “Pemahaman ini dapat menuntun kita kepada cara untuk mengurangi tingkat keracunan merkuri pada tubuh ikan karena ini merupakan permasalahan global yang cukup signifikan dampaknya.”
Merkuri tersebar di banyak tempat di dunia yang utamanya diakibatkan oleh pembakaran batubara, proses industri, dan kejadian alam seperti erupsi gunung berapi. Berbagai macam bentuk merkuri ditemukan dalam sedimen dan perairan.
Penelitian semacam ini diuntungkan oleh kecanggihan laboratorium geokimia dan mikrobiologi, pemodelan komputasional dan simulasi, sumber neutron berkelas dunia, serta sistem komputer yang berperforma tinggi yang dimiliki oleh Oak Ridge National Laboratory.
Sumber:
DOE/Oak
Ridge National Laboratory. “Natural dissolved organic matter plays dual
role in cycling of mercury.” ScienceDaily
13 January 2011. 20 January 2011 <http://www.sciencedaily.com
/releases/2011/01/110112160958.htm>.
Sumber gambar:
http://www.sciencedaily.com/images/2011/01/110112160958-large.jpg
Kamis, 20 Januari 2011
kepompong
haai diawal taun ini aku pngen cerita ttg my best friend :))
naah loo, pasti pada pusiing kan apaa coba smabungannya sma judul yg aku buat.. adaaa yg taau ?? yuups,, benar kepompong adalah jdul lagu ny Sindentosca yang temanya ttg persahabatn...
akuu sngat bersyukur karna telah diberi sahabt2 yg membuat aku senang dan menderita..haha (canda yg itu)
sahabat tu orang yg bisa menyemangati kita saat kita m.a.l.a.s (..hehe) dan akan membuat kita sangat malas ketika mreka ngajak malas2an,, ckckck
okeee, ada bnyk jenis sahabat.. seperti apa? (lanjuut bacanyany)
sahabat tu ada yang : menyenangkan (kerja'annya bkin ketawa muluu),menyebalkan, mengasyikan, membosankan, dan lain-lain
you know that?! justru berbagai sifat sahabat kita yg menurut kita menyimpang dari prilaku kita sehari2 (haha) adalah pemberi warna pada hidup kita.. so aku sngat menyayangi sahabat2 ku :))
ini adalah beberapa sahabtku yg membuat hidupku berwarna :
desta rahayu.ASTRID JOVITA.hokky prameswari.HILAMAN DIRAPRATAMA. lia amelia fitriani. (kobell)
dan tman2 ipa3 ceriaku seperti ira,restia,ismi,gani,yuda,heru,bagus,fahmi,rendi,gea,dewi,ayu,ani,igong,ebing,uji,rani,ieum,giri,diva,fili,cia,ndre,tresna,naufal,fitri,yuli,danlainlain)
alinn putri aliyyah.DESTA PURNAMASARI.deasy desfrianty.NUNU NUGRAHA ULA.salamah.
dan teman2 kicer ku yg lain seperti sahnaz,lucky,nofa,mia,ola,kaka,fakhri,desta,risman,yanto,bude,rifa,t'nenden,k'dide,ajeng,icha,evi,lelis,riri,dini,ai,kiki,imai,debi
suningrat.EKA.evi nur juwita.
dan teman2 smp ku lainnya
seperti dewi,rizal,rizky,intan,defry,novi,atep,dan lain lain
waaah sbenarnya bnyak sekali tetapi sgini dlu aja yia,,
pokonya aku syang kalian semua. kalian mengajari ku berbagai hal tentang kehidupan ini..terima kasih sahabat :))
Langganan:
Postingan (Atom)